Hari ini tepat 1 bulan pernikahan kita,
memang masih seumur jagung, tapi aku berharap kita bisa melewati bulan, tahun
dan dekade berikutnya sampai ulang tahun emas pernikahan. Seperti yang selalu
kau bilang “semoga kita akan tetap sampai seperti ini sampai 50 tahun lagi”, TIDAK,
aku ingin seperti ini bersamamu sampai Tuhan memanggil salah satu diantara
kita.
1 bulan yang tidak mudah, dalam 1 bulan
terhitung hanya 15 hari kita bersama, 15 hari sisanya kita jalani dengan long
distance. Maafkan aku suamiku, karena aku harus menyelesaikan masa studiku yang
tak kunjung usai Tapi, hari-hari itu akan segera berakhir dan sebentar lagi
kita akan bersama, melewati 30 hari dalam 1 bulan dan 12 bulan dalam 1 tahun
bersama, dan hanya kita berdua, sungguh tak sabar aku menunggu saai itu.
Memang benar jika ada yang mengatakan bahwa
rindu itu menyakitkan, 15 hari melalui hari tanpamu itu tak mudah, lebih banyak
kuhabiskan dengan menitihkan air mata kala aku mengingatmu, dimanapun dan
kapanpun. Sungguh tak bisa aku menyembunyikan rindu sebesar itu. Bahkan pada hari
terakhir kita bersama, membayangkan aku harus jauh darimu membuat air mataku
mengalir deras membanjiri pipiku. Tak tega jika harus meninggalkanmu sendiri,
mengerjakan semuanya sendiri, walaupun kau sudah terbiasa dengan semua itu. Berada
jauh darimu selalu membuatku merasa bersalah, seharusnya aku merawatmu, memasak
dan menyiapkan makanan sebelum berangkat kerja.
Suamiku, maafkan aku. Hanya kata maaf yang
bisa terucap dalam setiap nafasku, dalam setiap ingatanku akan dirimu.